Breaking News
Loading...

Info Post


Bom balon yang merupakan senjata milik Jepang dalam Perang Dunia II, dilepaskan di pantai dan berjalan mengikuti arus menuju Amerika Utara.


Perang Dunia II (1939 - 1945) masih meningalkan sekelumit cerita, di antaranya senjata rahasia yang digunakan Jepang untuk membalas dendam kepada Amerika Serikat. Adalah bom balon yang merupakan senjata milik Jepang sekaligus menjadi "pembunuh misterius" dalam PD II.
Bom balon ini berbeda dengan senjata perang lainnya karen cara mendistribusikannya yang tergolong unik. Bom balon tersebut mereka lepaskan di pantai-pantai Jepang, kemudian bom akan berjalan terus mengikuti arus, mengapung dengan tenang mengarungi Samudra Pasifik, hingga menuju Amerika Utara.
Hingga sekarang masih belum diketahui apakah bom balon merupakan produk yang digunakan dari sebuah percobaan atmosfer yang dilakukan oleh Blok Poros --kekuatan koalisi antara Jerman, Italia dan Jepang. Pada tahun 1940, Jepang telah memetakan arus udara dengan meluncurkan balon yang dilengkapi dengan alat pengukur, mulai dari sisi barat Jepang dan dikumpulkan di sisi timur.
Peneliti mencatat bahwa kekuatan udara saat melintasi Pasifik sekitar 3.000 kaki. Berbekal pengetahuan tersebut, pada tahun 1944 militer Jepang membuat sistem persenjataan pertama antarbenua yaitu alat peledak yang terpasang pada sebuah balon kertas yang dapat diapungkan di laut dengan mengandalkan arus.
Para ahli memperkirakan bom balon tersebut membutuhkan waktu 30 hingga 60 jam untuk mencapai pantai barat Amerika Utara. Namun, ketidakpastian kondisi atmosfer mengakibatkan serangan yang tak terkendali.
"Mereka menempatkan banyak prajurit untuk melihat hasil yang terjadi. Akan tetapi kurangnya hasil ledakan dan telah diatur membuat pasukan Jepang tak terlalu menghadapi masalah yang berarti," kata Dave Tewksbury, anggota departemen geosciences di Hamilton College, New York.
Saat balon tersebut melakukan pendaratan, sama sekali tidak ada petunjuk yang jelas dari mana balon tersebut berasal. Namun tim geologi forensik mampu menentukan bahwa titik awak peluncuran bom balon tersebut berasal dari Jepang.
Hal ini berdasarkan pasir berasal dari salah satu balon tersebut dan diketahui bukanlah jenis pasir yang biasa ditemukan di Amerika Utara maupun Hawaii. "Jepang merupakan tebakan yang logis," kata Tewksbury.
Pasir tersebut memiliki karakteristik yang unik, diduga sumbernya berasal dari dua dareah yang dekat dengan Pulau Honshu, Jepang. "Kemungkinan besar pasir tersebut berasal dari pantai kecil di pantai timur Tokyo," tambahnya.
Bom balon pertama diluncurkan 3 November 1944. Kemudian April 1945, para ahli memperkirakan sekitar 1.000 bom balon mencapai Amerika Utara, 284 di antaranya terlihat dan ditemukan. Namun, catatan yang ditemukan di Jepang setelah perang menunjukkan sekitar 9.000 bom balon diluncurkan.
Akan tetapi nampaknya senjata ini kurang berhasil untuk menaklukan lawan dan tidak bekerja sesuai rencana. Pemerintah Jepang kemudian menarik dana untuk program tersebut.  Di saat yang bersamaan juga pasukan Sekutu meledakkan tanaman hidrogen Jepang, yang menjadi komoditas utama untuk mengisi bom balon.
Sementara itu pihak AS demi menjaga pertahanan dan keamanan negaranya, menjaga kerahasiaan mengenai keberadaan bom balon yang dapat mengancam jiwa warganya. Karena jika diketahui media massa akan jadi tolak ukur keberhasilan senjata bom balon bagi Jepang.
Namun demikian, pada tanggal 5 Mei 1945 bom balon telah menewaskan lima orang anak dan istri seorang pastur lokal Archie Mitchell, Elsie. Mereka tewas saat bermain dengan balon kertas besar saat bertamasya di dekat hutan Bly, Oregon.